mediaedukasianda,-
Tidur juga memengaruhi metabolisme tubuh dan merangsang daya asimilasi/serap.
Oleh karena itu, tidur pun harus sesuai dengan aturan. Jika kita tidur terlalu
lama, bukannya menjadi segar justru akan menjadi lesu karena tubuh
mengasimilasi/menyerap limbah dan uap kotor lagi.
Tidur yang cukup dan berkualitas pastinya akan
membantu kita memiliki energi dan gairah dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Selain memberi waktu istirahat bagi tubuh dan
pikiran, ternyata tidur dapat meningkatkan kemampuan memori. Sebuah penelitian
ilmiah membuktikan bahwa otak sangat aktif ketika sedang tidur, bahkan otak
akan lebih aktif lagi dalam mempersepsi hal-hal yang dipelajari sebelum tidur.
Jadi, ketika kita mempelajari sesuatu sebelum
tidur, maka hal-hal yang dipelajari tersebut akan mudah diterima oleh memori
kita. Yang lebih menarik adalah otak kita akan menjadi lebih kritis dalam
melakukan proses kognitif dalam pemecahan suatu masalah.
Dalam sebuah penelitian yang dipimpin oleh para
peneliti Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC) menyatakan bahwa tidur
malam yang baik memicu perubahan dalam otak yang membantu untuk meningkatkan
daya ingat. Hasil penelitian ini dilaporkan pada 30 Juni 2005 dalam issue of
the journal Neuroscience dan saat ini dipublikasikan secara online.
Penelitian tersebut menjelaskan mengapa anak-anak,
khususnya bayi, memerlukan tidur lebih banyak dibanding orang dewasa dan
menyarankan peran tidur dalam rehabilitasi pasien stroke dan pasien lain yang
menderita cedera otak.
Matthew Walker, PhD, direktur BIDMC’s Sleep and
Neuroimaging Laboratory menyatakan bahwa penelitian ini sebelumnya menunjukkan
jangka waktu tidur bisa membantu orang meningkatkan kinerja mereka dari “tugas
memori”, namun para peneliti tidak tahu persis bagaimana atau mengapa itu terjadi.
Untuk mengetahui hal tersebut, maka mereka
melakukan penelitian baru dengan menggunakan Functional Magnetic Resonance
Imaging (FMRI). Dengan ini mereka bisa melihat bagian mana dari otak yang aktif
dan tidak aktif ketika subjek sedang diuji.
Penelitian ini memungkinkan mereka untuk lebih
memahami peran tidur untuk memori dan belajar. Kenangan baru akan terbentuk
dalam otak ketika seseorang terlibat dalam informasi yang harus dipelajari
terlebih dulu seperti menghapal daftar kata atau menguasai konserto piano.
Proses konsolidasi memori terjadi ketika hubungan antara sel-sel otak serta
antara daerah otak yang berbeda diperkuat.
Dalam penelitian di sebuah perguruan tinggi, subjek
penelitian secara individu diajarkan urutan gerakan keterampilan jari yang mirip
dengan memainkan piano. Setelah 12 jam masing-masing peserta diuji kemampuan
mereka untuk mengingat gerakan-gerakan jari dan aktivitas otak mereka diukur
dengan MRI.
Menurut Matthew Walker, otak kecil yang berfungsi
sebagai salah satu pusat motorik otak untuk mengontrol kecepatan dan akurasi
ternyata lebih aktif setelah peserta melakukan tidur. Hasil scan MRI
menunjukkan bahwa daerah otak bergeser ke memori penyimpanan yang lebih efisien
selama tidur. Akibatnya ketika bangun tugas memori dapat dilakukan lebih cepat
dan akurat dengan sedikit stres dan kecemasan.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah bahwa
keterampilan prosedural seperti belajar bicara, cara mengkoordinasikan anggota
badan, bermusik, olahraga, bahkan menggunakan dan menafsirkan informasi
sensorik dan persepsi dari sekitarnya menjadi lebih otomatis dan memerlukan
penggunaan otak sadar lebih sedikit.
Penjelasan dari penelitian ini mengenai alasan
anak-anak, khususnya bayi, membutuhkan lebih banyak tidur daripada orang dewasa
adalah pada usia 12 bulan, bayi dalam berbagai rutinitasnya melibatkan banyak
keterampilan dan memilih materi dalam jumlah besar, seperti belajar
keterampilan motorik, mengkoordinasikan anggota tubuhnya, angka dan lain-lain.
Untuk mengingat kembali apa yang mereka pelajari,
maka permintaan tidur mereka menjadi lebih banyak. Hal ini bisa diterapkan bagi
mereka yang menderita stroke atau cedera otak, karena mereka harus kembali
belajar bahasa, kontrol anggota tubuh dan lain-lain.
Sementara para peneliti di Northwestern University
dalam penelitiannya menyatakan bahwa memori dan kemampuan untuk keterampilan
yang baru dipelajari akan ditingkatkan dan diperkuat dengan tidur. Ini
merupakan serangkaian terobosan baru dalam pemahaman tentang bagaimana fungsi
otak ketika tidur dalam mendukung pembelajaran dan memori.
Dalam studinya para peneliti memutar dua melodi
musik yang berbeda dengan menggunakan simbol-simbol visual dan diperdengarkan
kepada beberapa peserta. Setelah itu para peserta diperkenankan untuk tidur
siang selama 90 menit. Selama para peserta tidur, peneliti hanya memutar satu
melodi saja, mereka juga memantau aktivitas otak peserta selama sedang tidur
sampai mereka mencapai tidur lambat atau disebut dengan tidur delta/tidur
sangat nyenyak.
Beberapa frekuensi dalam jangkauan delta ini
diiringi dengan pelepasan hormon pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone)
yang memiliki manfaat untuk penyembuhan.
Dalam tidur delta ini merupakan tahap tidur
restoratif yang telah dikaitkan dalam penelitian lain dengan penciptaan dan
konsolidasi memori. Setelah para peserta bangun dari tidur siangnya, peneliti
meminta mereka memutar ulang dua melodi.
Ternyata para peserta memainkan melodi yang mereka
dengarkan ketika tidur dengan akurasi yang lebih besar dibanding melodi yang
mereka dengarkan ketika dalam keadaan sadar. Para peneliti juga menemukan bahwa
pengukuran EEG terhadap aktivitas otak selama peserta tidur delta berkorelasi
dengan tingkat perbaikan indikasi memori yang membantu memperkuat memori.
Penyelidikan mengenai hubungan antara tidur,
belajar, dan memori merupakan area yang menarik dan sangat aktif dilakukan
dalam penelitian ilmiah. Ada serangkaian studi yang menunjukkan kemajuan yang
dibuat dalam pemahaman kita tentang bagaimana tidur mempengaruhi otak dan pada
gilirannya kemampuan yang ada dalam diri berfungsi untuk belajar keterampilan
yang baru, kemudian keterampilan tersebut ditransfer sebagai pembelajaran yang
baru ke dalam memori jangka panjang.
Hasil dari sebuah penelitian menyatakan bahwa peran
tidur dalam mengkonversi hal yang baru dipelajari adalah mempertajam sesuatu
yang dipelajari tersebut. Hal ini dilakukan penelitian kepada siswa yang tidur
lama setelah menghapal ternyata mampu mengingat dengan lebih baik dibanding
mereka yang menghapal namun tidak tidur.
Sebuah penelitian dilakukan untuk mencari tahu
apakah seseorang yang mengidap sleep apnea yaitu gangguang tidur yang cukup
serius memiliki dampak negatif terhadap memori visual. Para peneliti
mempelajari 54 anak dengan obstruktif sleep apnea. Ternyata mereka yang
mengidap sleep apnea mengalami kesulitan daya ingat pendek dan daya ingat
jangka panjang dibanding anak-anak yang tidak memiliki sleep apnea.
Efek tidur terhadap memori akan berubah sesuai
dengan usia. Penelitian dilakukan terhadap orang dewasa muda dan tua untuk
mengukur derajat konsolidasi memori selama mereka tidur delta. Para peneliti
menemukan kekuatan efek positif pada orang dewasa muda selama mereka tidur
delta. Orang dewasa tua juga memiliki efek positif, namun para peneliti
menemukan efek negatif pada memori ketika mereka kekurangan tidur delta.
Dalam penelitian menyatakan bahwa selama tidur
nyenyak dapat mempengaruhi dan meningkatkan memori. Dalam studinya, peneliti
mengajarkan peserta untuk memasangkan gambar tertentu dari suatu objek dengan
lokasi tertentu di layar komputer. Empat puluh lima menit setelah latihan,
peserta dianjurkan untuk tidur siang.
Selama mereka tidur siang, peneliti memainkan suara
yang terkait dengan beberapa objek yang mereka sudah kerjakan sebelumnya.
Setelah bangun, mereka diminta untuk melakukan latihan yang sama dengan yang
mereka pelajari sebelumnya. Para peneliti menemukan bahwa peserta memiliki
memori yang lebih baik dalam penempatan benda-benda terkait dengan suara yang
mereka dengar selama tidur.
Tidak hanya suara, bau juga dapat menembus tidur
nyenyak untuk meningkatkan memori. Sebuah penelitian dilakukan untuk
menunjukkan bagaimana paparan bau bisa membantu mengkonsolidasikan memori saat
tidur. Di sini peserta belajar permainan memori yang melibatkan menghafal
lokasi pasang kartu dalam layar komputer.
Sambil belajar mereka terkena aroma mawar. Tiga
puluh menit setelah menyelesaikan latihan, mereka tidur dan terkena mawar lagi
selama tidur delta. Hasilnya daya ingat peserta jauh lebih tinggi setelah tidur
dengan wangi mawar dibanding ketika mereka tidur tanpa wangi mawar atau mereka
diberi aroma lagi sebelum mereka tidur.
Itulah beberapa hal menarik mengenai tidur yang
dapat meningkatkan kemampuan memori. Apapun hasil penelitian yang sudah
dilakukan, bagi kita tidur dengan teratur, tenang, dan istirahat secukupnya
akan membuat ingatan kita, kenangan kita, pekerjaan kita menjadi lebih baik
karena dengan tidur sedikitnya akan mengurangi stres dan kecemasan pada otak.
0 komentar:
Post a Comment