mediaedukasianda,- Mau liburan aja kok repot dengan
mengkotak-kotakkan kelas atau cara liburannya. Saya pribadi paling gak suka
kalau di tanya, “mas Bolang itu liburannya gaya backpacker apa koper?”. Duh
kalau ditanya seperti itu saya jadi pengen liburan lebih lama *nyari-nyari
alasan aja sih ha ha.
By the way, liburan itu adalah cara kita
mengekspreikan diri, melepas sejenak kepenatan. Jadi masing-masing orang pasti
berbeda caranya. Kalau saya lagi ingin menghilang sambil mengggendong backpack
berbulan-bulan lamanya dengan naik turun truck dan angkot, ya terserah saya
dong he he. Terus kalau saya liburan naik Garuda dan nginep di hotel mewah, itu
juga hak saya juga kan?.
Intinya adalah senyaman apa kita melakukan ritual
liburan itu. Tujuan dari liburan itu kan refresing? melepas penat sejenak dari
rutinitas pekerjaan yang monoton dan itu-itu saja. Nah kalau yang kerjaanya
memang jalan-jalan seperti saya ya pasti akan butuh semakin banyak referensi
cara berlibur yang menarik dong.
Seperti yang saat ini saya lakukan, menghilangkan
penat sejenak dengan bersantai di sebuah resort yang ada di kawasan elit Nusa
Dua Bali. Memang sih terkadang saya merasa risih kalau di pandang dengan
seksama dan sesingkat-singkatnya oleh mereka yang bekerja di resort tersebut,
karena merasa heran.
“Kok ada ya tamu lokal yang nginep di resort mahal
seperti ini” Parahnya lagi supir taksi yang mengantarkan saya dari kawasan Kuta
ke resort juga membuka pembicaraan dengan pertanyaan seperti ini “Bapak kerja
disana ya?” dan saya hanya senyum saja membalasnya sambil memandang langit Bali
yang biru indah tapi kejam panasnya.
Kalau saya pribadi sih menganut kepercayaan,
“apapun makanannya, minumnya teh botol coco”. Nah apapun cara berliburnya yang
penting senang dan bahagia. Karena itulah esensi dari liburan sebenarnya bukan.
Terkadang teman saja juga bertanya “mas Bolang sih enak, jalan-jalan diajak
kementrian terus”. Nah kadang orang gak berfikir juga sih. Saya dan beberapa
teman yang diajak jalan sama instansi baik itu kementrian atau brand-brand
lain, pastinya sedang dalam kontrak kerjasama.
Nah begitu juga jalan-jalan (yang katanya gratis)
yang sering diadakan oleh kementrian pariwisata maupun Disbudpar yang
mengundang. Bukan semata-mata diajak liburan senang gumbira saja ya teman. Kami
tetap harus bekerja memproduksi konten yang menarik untuk materi promosi
pariwisata melalui media sosial yang kami punya.
Baik itu blog post, foto maupun video. Jadi jangan
beranggapan bahwa semuanya gratis. Dan untuk sampai tahap diajak oleh brand dan
lain-lain itu juga perlu di tuntut keseriusan dan konsekwensi dalam memproduksi
konten.
Membuat foto, menulis maupun membuat video itu
bukan perkara mudah, tapi juga bukan hal sulit kalau kita mau belajar. Sejak
2005 saya sudah mulai belajar menulis. Dan sudah sejak 1997 mulai menyapa
jalanan. Tahun 98 adalah pertama kali saya melakukan perjalanan jauh ke daerah
Binjai di Sumatra Utara. Bukit lawang adalah kali pertama saya melakukan
perjalanan keluar dari pulau Jawa.
Jadi intinya adalah apapun cara liburan kalian,
nikmatilah saja. Semua cara itu hanyalah jalan untuk menempuhnya saja. Yang
paling penting adalah, tetep jalan-jalan dan tetaplah menuliskannya dalam
sebuah cerita, agar orang juga bisa ikut merasakan keseruan liburan kalian.
Banyak orang Indonesia ini yang gemar berlibur, cuma ya itu, yang
bersungguh-sungguh menuliskannya kembali, hanya segelintir orang saja.
Yuk ah berlibur.....
0 komentar:
Post a Comment