mediaedukasianda,- “Bagi
penderita stroke, semakin dini penyakitnya dikelola, maka persentase
kesembuhannya semakin besar,
Jangan Lupa Semangat dan Berdoa Juga,” Ingat tuh !!!
Kemajuan teknologi saat ini dapat meningkatkan
harapan hidup penderita stroke.
Penderita dapat sembuh sempurna, namun seringkali masih ada gejala sisa
seperti kelumpuhan anggota gerak, lengan, tungkai, dan gangguan koordinasi
organ tubuh.
Perkembangan teknologi kedokteran itupun diikuti
dengan perkembangan teknik-teknik fisioterapi dan ditunjang pula dengan
kemajuan teknologi alat-alat fisioterapi yang semakin canggih.
Penanganan fisioterapi pasca stroke menjadi mutlak
bagi pasien untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dan fungsinya. Berbagai
metode intervensi fisioterapi seperti pemanfaatan electrotherapy, hydrotherapy,
exercise therapy (Bobath method, proprioseptive neuromuscular fascilitation,
neuro developmental treatment, sensory motor integration, dll) telah terbukti
memberikan manfaat yang besar dalam mengembalikan gerak dan fungsi pada pasien
pasca stroke.
Akan tetapi peran serta keluarga yang merawat dan
mendampingi pasien juga sangat menentukan keberhasilan program terapi yang
diberikan.
Penanganan fisioterapi pada stroke adalah proses
pembelajaran sensomotorik berupa pembentukan pola gerak normal. Interaksi
pasien dengan fisioterapis amat sangat terbatas, sehingga boleh jadi pembentukan pola gerak
saat latihan menjadi tidak berarti dibandingkan pola gerak tidak normal yang
terbentuk dalam aktifitas keseharian pasien di rumah.
Dampak yang mungkin timbul akibat penanganan yang
salah yaitu pasien akan menghasikan pembelajaran sensomotorik yang salah dan
akan memperlambat proses perkembangan gerak.
Untuk itu dengan program “edukasi bagi keluarga
pasien stroke” mengenai tata penanganan pasien stroke di rumah akan sangat
bermanfaat dalam mengembalikan kemampuan gerak dan fungsi pada pasien stroke.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam penanganan
pasien stroke di rumah, antara lain:
1. Secara umum
kondisi pasien pasca stroke seringkali mengalami masalah pada kestabilan
emosional, karena adanya perubahan kemampuan dalam melakukan aktivitas. Seorang
pasien stroke selalu merasa putus asa karena pasien merasa kelumpuhan seakan tidak
dapat dipulihkan lagi. Hal ini dapat disikapi dengan selalu melakukan
pendekatan yang kooperatif dan memberikan keyakinan kalau potensi untuk sembuh
selalu ada.
2. Motivasi pasien
mungkin akan meningkat jika pasien dapat merasakan perubahan yang positif
setelah diberikan tindakan, karena yang paling tahu tentang peningkatan
kemampuan gerak adalah pasien sendiri. Untuk itu terapi yang diberikan haruslah
tepat.
3. Kebanyakan pasien
mengkondisikan seluruh tubuhnya ikut lemah, padahal seharusnya dengan kelemahan
pada anggota gerak disatu sisi tubuh, pasien masih dapat beraktifitas dengan
organ di sisi tubuh yang sehat serta postur tubuh yang baik.
Program
Latihan Pasca Stroke
Program ini dirancang bagi penderita stroke yang
sebagian besar mobilisasinya menggunakan kursi roda. Sebagian penderita bisa
berjalan, baik dengan bantuan keluarga ataupun menggunakan alat bantu seperti
tongkat, tripod ataupun walker.
Lengan atau tungkai yang terkena kemungkinan kaku
(sulit digerakan) yang disebabkan karena spastisitas dan sulit untuk mengontrol
gerakan. Seringkali pasien juga mengalami gangguan keseimbangan dan sulit untuk
memindahkan berat tubuh kesisi yang terkena stroke.
Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang tidak
menghambat gerakan, seperti pakaian olahraga. Penggunaan sepatu dengan anti
selip atau sepatu atletik sangat dianjurkan.
Selain itu keluarga harus memperhatikan area kulit
tungkai yang terkena dari tanda-tanda seperti kemerahan, luka tekan, bengkak
atau terbakar, terutama bagi penderita yang mengalami gangguan sensorik.
Latihan ini bertujuan untuk:
1.
Meningkatkan fleksibilitas dan relaksasi
otot-otot sisi tubuh yang terkena
2.
Membantu mengembalikan pola gerak yang normal
3.
Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi
4.
Mengurangi nyeri dan kekakuan sendi
5.
Memelihara lingkup gerak sendi pada lengan dan
tungkai yang terkena.
Dosis Latihan
Setiap gerakan di ulang sebanyak 8 kali dan latihan
dilakukan minimal 2 kali sehari.
Latihan 1 – Memelihara gerakan bahu dan mencegah
nyeri bahu
a.
Posisi tidur telentang. Jalin atau satukan
jari-jari dan letakan diatas perut.
b.
Secara perlahan angkat lengan sampai setinggi
bahu, dan pertahankan siku tetap lurus.
c.
Kembalikan tangan ke posisi awal.
Catatan Latihan 1: Jika timbul nyeri saat
gerakan, dapat dikurangi dengan membatasi gerakan sampai tingkat tidak ada
nyeri, lalu dilanjutkan sampai timbul nyeri. Jangan paksakan gerakan jika nyeri
bertambah, namun usahakan agar luas gerakan bertambah setiap harinya.
Latihan 2 – Memelihara gerakan bahu (bermanfaat
untuk pasien yang sulit berguling di tempat tidur)
a.
Posisi tidur telentang. Jalin atau satukan
jari-jari dan letakan diatas perut.
b.
Secara perlahan angkat tangan melewati dada,
luruskan siku
c.
Secara perlahan gerakan tangan dari satu sisi ke
sisi lain
d.
Jika seluruh pengulangan latihan telah selesai,
tekuk siku dan kembalikan posisi tangan kembali diatas perut.
Catatan Latihan 2: Jika terjadi nyeri pada
bahu, gerakan sampai sebatas titik nyeri. Jika sakit berlanjut, hentikan
latihan.
Latihan 3 – Meningkatkan gerakan panggul, pinggul
dan lutut (membantu mengurangi kekakuan dan juga bermanfaat untuk berguling di
tempat tidur)
a.
Posisi tidur telentang. Jalin atau satukan
jari-jari dan letakan diatas perut.
b.
Tekuk kedua lutut dan kaki menapak di tempat
tidur.
c.
Tahan posisi lutut, lalu secara perlahan gerakan
ke arah kanan tubuh sejauh mungkin, lalu kembali lagi ke posisi awal.
d. Gerakan kembali ke arah kiri tubuh sejauh
mungkin, dan jaga agar kedua lutut rapat. Lalu kembali ke posisi awal.
Catatan Latihan 3: Keluarga dapat membantu
untuk menginstruksikan adar kedua lutut tetap rapat.
Latihan 4 – Meningkatkan gerakan pinggul dan lutut,
menstimulasi gerakan yang diperlukan untuk berjalan (bermanfaat ketika bangun dari
tempat tidur sebelum ke posisi duduk)
a.
Posisi tidur miring ke sisi tubuh yang tidak
terkena stroke, kedua kaki rapat.
b.
Tekuk dan gerakan lutut yang terkena stroke
sejauh mungkin kea rah dada. Keluarga dapat membantu dengan menyangga tungkai
agar tidak terjatuh.
c.
Kembali ke posisi awal
Latihan 5 – Meningkatkan kekuatan otot-otot
penunjang siku (diperlukan untuk menahan tubuh saat bangun dari berbaring)
a.
Posisi duduk di tepi tempat tidur atau sofa,
letakan lengan bawah dan telapak tangan menempel pada tempat tidur atau sofa.
Siku dapat disangga dengan menggunakan bantal.
b.
Secara perlahan pindahkan berat tubuh kea rah
siku yang ditekuk. Keluarga dapat membantu menjaga keseimbangan.
c.
Dorong tangan kebawah melawan alas duduk,
lurusukan siku dan kembali duduk tegak (bantuan diperlukan untuk mencegah
cedera siku).
d. Secara perlahan, tekuk siku kembali, agar
sanggahan tubuh kembali di lengan bawah.
Catatan Latihan 5: Latihan ini sebaiknya
tidak dilakukan jika bahu belum stabil atau tidak dapat menyangga tubuh bagian atas.
Konsultasikan dahulu dengan dokter/fisioterapis sebelum melakukan latihan ini.
Latihan 6 – Mengurangi kekakuan pada punggung dan
meningkatkan rotasi tubuh yang diperlukan saat berjalan
a.
Posisi duduk dibangku yang tinggi dengan kedua
telapak kaki menapak di lantai. Jika diperlukan dapat menggunakan sofa atau
kursi roda.
b.
Jari-jari tangan saling menggenggam.
c.
Bungkukan tubuh ke depan dan kearah luar kaki
kanan dengan cara memutar tubuh.
d.
Gerakan tangan ke atas kearah diagonal, yaitu ke
bahu kiri, dengan menjaga siku tetap lurus.
e.
Ulangi untuk sisi sebaliknya.
Catatan Latihan 6: Hanya penderita yang
telah memiliki keseimbangan yang dapat
duduk mandiri yang dapat melakukan latihan ini. Jika masih terdapat gangguan
keseimbangan, keluarga dapat menjaga dari bagian depan dan mengarahkan gerakan
dengan memegang lengan penderita.
Latihan 7 – Latihan gerakan yang diperlukan untuk
bangun dari posisi duduk
a.
Posisi duduk di kursi yang disandarkan pada
dinding untuk mencegah kursi tergelincir
b.
Jari-jari kedua tangan saling menggenggam.
Arahkan lengan ke depan.
c. Dengan posisi kedua kaki sedikit terbuka, dan
pinggul sedikit menempel pada kursi, bungkukan tubuh dan angkat sedikit kedua
pinggul diatas kursi.
d.
Secara perlahan kembali ke posisi duduk.
Catatan Latihan 7: Untuk kemajuan latihan,
coba untuk sampai ke posisi berdiri dan lalu kembali duduk. Latihan ini dapat
dilakukan oleh penderita dengan keseimbangan yang baik dan dapat berdiri dengan
aman.
Latihan 8 – Latihan memelihara gerakan ankle yang
diperlukan untuk berjalan (bermanfaat juga untuk memelihara gerakan pergelangan
tangan dan siku)
a.
Posisi berdiri dengan jarak sepanjang lengan
dari dinding, lutut lurus, berdiri dengan posisi tubuh agak bungkung dan beban
tubuh terbagi rata pada kedua kaki.
b. Tangan yang tidak terkena stroke menyangga
melawan dinding setinggi dada.
c.
Secara perlahan, lutut sedikit ditekuk, dan
badan dicondongkan ke dinding. Posisi ini akan mengulur punggung dan tungkai
bawah. Jaga tumit tetap menempel di lantai.
d.
Luruskan siku, dan dorong tubuh menjauhi
dinding.
Catatan Latihan 8: Jika lengan penderita
stroke sulit digerakan, latihan ini akan sulit dilakukan. Konsultasikan dahulu
dengan dokter/fisioterapis sebelum melakukan latihan ini.
Source:
yankes.kemkes.go.id - Dewi Suci, SSt.FT,M.Fis
numpang promote ya min ^^
ReplyDeletebuat kamu yang lagi bosan dan ingin mengisi waktu luang dengan menambah penghasilan yuk gabung di di situs kami www.fanspoker.com
kesempatan menang lebih besar yakin ngak nyesel deh ^^,di tunggu ya.
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||
Izin ya admin..:)
ReplyDeleteYuk mainkan permainan POKER No ROBOT 100% silahkan langsung saja merapat dan bermain POKER bersama kami di ARENADOMINO ditunggu ya gan.. :) WA +855 96 4967353