November 2019 ~ MEDIAEDUKASIANDA

Permainan Mengisi Liburan Sekolah Anak Anda

mediaedukasianda – ”Libur telah tiba, libur telah tiba, hore.. hore.. hore...”  Anak-anak pasti sangat senang menyambut masa liburan kenaikan kelas yang juga bertepatan dengan libur lebaran.

Meskipun liburan kali ini bertepatan dengan bulan puasa, tidak ada salahnya mengisi hari libur anak dengan kegiatan menyenangkan, salah satunya bermain.

Dikutip dari laman Keluarga Kita, ada beberapa tipe permainan untuk anak, diantaranya social play dan cognitive play.

Social play terdiri dari beberapa tahapan bermain, dimulai dari anak senang mengamati dan bermain sendiri hingga ia dapat bermain bersama di dalam kelompok. Sementara cognitive play adalah bentuk bermain yang melatih anak agar dapat berpikir secara mandiri.

Berikut ide-ide aktivitas permainan yang bisa dilakukan orang tua bersama anak di dalam rumah untuk mengisi liburan sekolah.

Social Play

A.     Membuat istana atau benteng pasir

Alat yang diperlukan:
Pasir, sekop plastik, ember, air Keterampilan yang dilatih: Motorik kasar, motorik halus, sensori, kognitif, bahasa

Cara bermain:
·  Anak menggali lubang dengan menggunakan kedua tangannya atau sekop(motorik kasar) untuk mengambil dan memindahkan pasir.
·   Jari-jari tangan (motorik halus) yang bersentuhan dengan pasir akan merangsang indera peraba (sensori).
·    Ketika anak berimajinasi dan melakukan rancangan istana atau benteng pasir, anak menggunakan kemampuan kognitifnya.
·  Anak belajar matematika dengan membangun istana/benteng pasir, mengetes kekuatan konstruksi serta mengenali bentuk dan ruang.
· Kemampuan bahasa anak meningkat dengan berkomunikasi dan bertambahnya kosa kata baru.


B.      Bermain kemah-kemahan
Alat yang diperlukan: Kursi makan, selimut, bantal, tikar Keterampilan: Motorik kasar, motorik halus, kognitif, bahasa

Cara bermain:
·         Anak dapat meminta bantuan orang tua untuk mengangkat kursi (motorik kasar) dan mengikatkan (motorik halus) keempat ujung selimut besar pada masing-masing kursi tersebut sehingga membentuk kemah. (*selimut dapat diikatkan dimana saja).
·     Anak menggunakan kemampuan kognitifnya untuk mendesain bentuk dan mengatur isi kemah, yaitu menaruh bantal dan tikar.
·     Ketika bermain bersama, anak meningkatkan kemampuan berbahasa dan imajinasinya.

Cognitive Play

A.     Menyapu lantai

Alat yang diperlukan: Sapu, serokan, potongan kertas kecil-kecil Keterampilan: Motorik kasar, kognitif

Cara bermain:
·         Anak menyebar potongan-potongan kertas ke lantai (motorik kasar).
·   Anak menyapu dan memasukkan (motorik kasar) potongan-potongan kertas ke serokan.
·    Ketika anak berpikir bagaimana cara praktis menyapu dan mengumpulkan kertas-kertasnya pada satu tempat, anak menggunakan kemampuan kognitifnya.

B.      Membuat pizza

Alat yang diperlukan: Karton, kertas warna-warni, kapas bulat, pasir, gunting, lem, pinsil Keterampilan: Motorik halus, sensori, kognitif, bahasa.

Cara bermain:
·   Anak menggunting (motorik halus) gambar lingkaran besar yang telah dibuat diatas karton.
·     Anak menggunting lingkaran tersebut menjadi beberapa segitiga (seperti pizza) dan kemudian menempelkannya (motorik halus) pada sebuah karton besar berbentuk segi empat.
·       Anak menggunting kertas warna warni menjadi potongan-potongan kecil.
·    Anak menempelkan potongan kertas warna-warni, kapas bulat dan pasir pada masing-masing potongan pizza tersebut. Ketika melakukan ini anak belajar mengenal berbagai tekstur benda dengan meraba (sensori).
· Anak mendesain pizza sesuai dengan kreasi dan imajinasi mereka (kognitif).

Selamat mencoba. Semoga anak dapat menikmati permainan dan semakin memperat hubungan anak dan orang tua (Bunga Kusuma/sumber: keluargakita.com).
Source: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
Share:

Permainan Tradisional Paling Populer Untuk Anak Indonesia


mediaedukasianda,- Perkembangan zaman saat ini begitu pesat. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat membantu manusia dalam mengerjakan berbagai hal untuk mempermudah segalanya. Ternyata teknologi juga membuat perubahan dalam bidang permainan. Permainan-permainan tradisional kini mulai ditinggalkan.

Anak-anak sekarang lebih menggemari permainan yang berbau teknologi. Anak-anak sekarang sangat menyukai permainan seperti game console, permainan online di internet, ataupun permainan di pusat-pusat perbelanjaan.

Sebelum permainan-permainan tersebut berkembang pesat, dahulu permainan-permainan tradisional sangat digemari anak-anak pada zamannya. Permainan zaman dahulu banyak sekali mengajarkan pentingnya sebuah proses dan menyisipkan nilai-nilai kebaikan. Permainan tradisional juga akan melatih anak dalam bersosial.

Selain itu permainan tradisional juga sangat baik untuk melatih ketangkasan dan motorik anak. Jadi, meskipun zaman telah berubah, akan lebih baik jika anak-anak sekarang diperkenalkan dengan permainan tradisional karena pada intinya baik permainan modern maupun permainan tradisional sama-sama menyenangkan dan memiliki manfaat.

Berikut Permainan-Permainan Tradisional Anak Indonesia Yang Sangat Mengasyikan:

1.      Petak Umpet
Petak umpet adalah permainan hide and seek yang dimainkan dua orang atau lebih. Semakin banyak yang memainkan, makan akan semakin seru permainan ini. Petak umpet diawali dengan menentukan siapa yang jaga(kucing). Biasanya penentuan kucing ditentukan dengan hompimpah, ciripit, atau cara lain sesuai daerah masing-masing. Kucing akan bertugas mencari dan menemukan teman-teman yang bersembunyi.

Setelah ditentukan siapa yang menjadi kucing, kucing akan menutup mata menghadap tembok/pohon yang dijadikan INGLO/BON/HONG, yaitu tempat yang disepakati sebagai patokan. Ketika kucing menutup mata dan mulai menghitung sesuai waktu yang telah disepakati, anak-anak yang lain berlari dan bersembunyi agar sebisa mungkin tidak ditemukan oleh kucing. Setelah hitungan selesai, kucing meninggalkan INGLO/BON/HONG dan mulai mencari anak-anak lain. Apabila kucing menemukan salah satu anak, maka kucing harus menyebut nama dan berlari menuju inglo lebih dulu dari pada anak tersebut. Apabila kucing tidak/kalah dalam menyentuh inglo maka permainan dimenangkan oleh anak-anak lain dan permainan diulang. Begitu juga ketika ada anak yang secara tiba-tiba lebih dahulu menyentuh inglo tanpa diketahui kucing, maka permainan diulang dan kucing jaga kembali.

2.      Benteng
Benteng adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup yang berisi 4-8 anak. Masing-masing grup memiliki markas yang harus dijaga. Tujuan permainan ini adalah menguasai markas lawan. Markas/benteng dapat berupa tiang, tugu, batu, atau benda lain.
Untuk memenangkan permainan, siapa yang dapat menyentuh benteng terlebih dahulu atau menawan seluruh musuh maka dia menjadi pemenang.

Tiap anggota dapat berusaha mendekati benteng lawan untuk menyentuh benteng. Akan tetapi ada peraturan yang membuat permainan ini semakin menarik, siapa yang paling terakhir menyentuh benteng sebelum keluar mendekati musuh memiliki kekuatan lebih untuk menawan musuh. Maka diperlukan strategi dan kerjasama agar teman satu bentengnya tidak tertangkap.

3.      Lompat Tali
Lompat tali adalah permainan tradisional yang populer dimainkan anak perempuan. tetapi banyak juga anak laki-laki yang bisa memainkan lompat tali ini.
Permainan lompat tali di mainkan oleh minimal tiga anak. Dua anak memegang tali dan seorang lainnya bermain terlebih dulu. Level ketinggian tali bervariasi, dimulai dari ketinggian yang rendah kemudian semakin tinggi apabila mampu melompat melewati tali.

4.      Galah Asin
Galah Asin atau gobak sodor adalah salah satu permainan tradisional yang dimainkan secara beregu. Setiap regu bisa terdiri dari 3-5 orang tergantung luas lapangan yang tersedia. Galah Asin biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis atau lepangan lain yang serupa.

Satu regu akan menjadi penjaga dan regu lainnya akan menjadi penerobos. Inti permainnyannya setiap anggota regu penerobos harus berusaha melewati hadangan seluruh penjaga gerbang hingga seluruh anggota berhasil melewati gerbang. Permainan akan selesai ketika semua anggota regu penerobos berhasil kembali dengan selamat.

5.      Kasti
Kasti adalah permainan olahraga yang mirip dengan softball. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang menjadi regu pemukul dan regu penjaga. Regu yang bermain akan menjadi pemukul bola yang di lempar oleh lawan. Bola tenis yang dilempar dipukul dengan tongkat kayu kemudian pemukul berlari menuju pos-pos yang ditentukan. Game berlanjut apabila tidak ada anggota yang terkena bola yang dilempar regu penjaga ketika berlari menuju pos-pos.

6.      Layang-layang
Layang-layang masih banyak dimainkan anak-anak hingga sekarang. Permainan layang-layang banyak dimainkan anak-anak ketika musim kemarau datang. Akan semakin seru apabila banyak jenis layang-layang yang diterbangkan.

7.      Balap Karung
Balap karung merupakan salah satu permainan tradisional yang paling lama dan mudah untuk dimainkan. Peralan yang dibutuhkan hanyalah karung beras/gandung.

Cara bermain balap karung sangat mudah. Anak-anak yang akan bermain masuk kedalam karung yang telah disiapkan kemudian berbaris pada garis start. Ketika aba-aba dimulai dibunyikan anak-anak berlompatan sambil memegang karung dilintasan yang disiapkan menuju garis finis.

Anak yang paling cepat sampai ke garis finis, dialah yang menjadi pemenang. Kadang banyak hal-hal lucu yang terjadi seperti anak yang jatuh terguling karena bergesekan dengan anak lain atau karena kehilangan keseimbangan. Permainan ini cukup menguras tenaga namun sangat menyenangkan.


8.      Kelereng
Permainan kelereng banyak sekali variasinya antara lain pot-potan, A-H, dan lain-lain. Permainan ini membutuhkan ketangkasan dalam membidik kelereng lain.
Untuk bermain pot-potan, gambarlah sebuah lingkaran di atas tanah. Kemudian letakan kelerang sejumlah yang dipertaruhkan.

Dari jarak tertentu yang sebagai awalan, anak-anak mengincar isi pot tersebut dengan kelereng yang dijadikan sebagai "gacoan". Ketika gaco mengenai kelereng yang berada di dalam pot dan sebagian kelereng terpental keluar, maka kelereng tersebut dapat diambil.

9.      Egrang
Egrang adalah tongkat yang terbuat dari kayu/bambu yang digunakan untuk berjalan. Tongkat ini diberi tangga pada jarak tertentu dari ujung bawah tongkat untuk tempat berpijak kaki. Permainan egrang biasanya dimainkan ketika peringatan kemerdekaan Indonesia.

10. Engklek
Engklek adalah permainan tradisional ketangkasan lompat. Pertama kali, siapkan gambar kotak-kotak diatas tanah/semen/ lantai. Selanjutnya permainan siap dimainkan. Engklek biasanya dimainkan oleh dua hingga lima orang secara bergantian.

Engklek dimulai dengan melempar"gaco"(potongan keramik/genteng/batu/kayu) mulai dari kotak pertama, kemudian kita melompat ke kotak-kotak secara berurutan kemudian kembali dan mengambil gaco kita hingga ke garis awal. Permainan terus berlanjut hingga kita melakukan kesalahan seperti melempar gaco diluar kotak atau engklek menyentuh garis.

11. Ular Naga
Permainan ular naga biasanya dimainkan dikala sore hari oleh banyak anak disuatu tempat yang luas.
Dua orang akan berperan sebagai penjaga gerbang dengan cara berhadapan dan mennyatukan kedua tangan mereka. Anak-anak yang lain akan berbaris berurutan dari yang tinggi ke yang rendah berperan sebagai ular naga yang panjang. Anak yang berada dibelakang temannya berpegangan pada pinggang teman di depannya.
Ular naga ini kemudian berjalan sesuai arahan anak yang paling depan dan menerobos gerbang sambil menyanyikan sebuah lagu:

Ular naga panjangnya bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat, itu yang dicari
Kini dianya yang terbelakang

Dan suatu ketika gerbang akan menutup dan menjerat salah satu anak. Kedua anak yang berperan sebagai gerbang akan berdebat untuk memengaruhi anak yang terjerat agar memilih salah satu dari mereka dan berdiri dibelakang mereka. Begitu seterusnya hingga seluruh anak terjerat.
Permainan ular naga ini sangat baik untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak. Ular naga juga dapat menjadi sarana untuk melatih anak dalam bekerja sama melalui interaksi yang terjadi. Selain itu anak akan lebih mengerti tentang bagaimana cara menghargai orang lain, merasakan kekalahan dan kemenangan.

12. Gasing
Gasing adalah mainan yang dimainkan dengan cara diputar agar berputar pada suatu titik poros. Pada umumnya gasing terbuat dari kayu/plastik. Gasing diputar dengan menggunakan tali yang terbuat dari nilon atau kulit kayu. Terdapat dua jenis gasing yang populer dimainkan yaitu gasing adu bunyi dan gasing adu pukul.


Gasing memang populer di Indonesia sejak zaman dahulu kala. Terbukti dengan banyak sebutan lain untuk menamai permainan ini antara lain: di jawa(Gasing, gasingan, pathon, kekehan, dan panggal), di lampung orang biasa menyebut pukang, di Kalimantan biasa disebut Begasing, di Maluku disebut Apion, di Nusa Tenggara disebut Maggasing, dan masih banyak sebutan lainnya.

Gasing dimainkan dengan cara melilitkan tali pada gasing kemudian melempar gasing sambil menarik tali. Ini akan menyebabkan gasing berputar dengan kencang.

13. Gatrik
Gatrik merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu. Permainan ini membutuhkan dua buah bambu, yang satu berukuran panjang(30-50 cm) dan satunya berukuran lebih pendek.

Permainan gatrik dimulai dengan cara mengangkat bambu pendek dengan tongkat panjang kemudian memukul sejauh mungkin. Permainan terus dilanjutkan hingga pemukul gagal memukul bambu pendek tersebut. Permainan dilanjutkan oleh anggota kelompok selanjutnya hingga seluruh anggota bermain. Ketika seluruh anak telah memukul, mereka diberi hadiah berupa digendong oleh regu lawan sejauh jarak pukulan tadi.

14. Congklak
Congklak adalah salah satu permainan tradisional yang paling populer dimainkan anak zaman dahulu. Permainan ini dimainkan diatas papan yang memiliki lubang-lubang tempat meletakkan biji permainan. Biji ini dapat berupa batu/kelereng/biji-bijian/atau yang lain.

Cara memainkan congklak dimulai dengan membagi biji ke seluruh lubang dengan jumlah sama kecuali lubang yang dijadikan lumbung penyimpanan(lubang ujung kanan dan ujung kiri). Tiap anak menguasai biji-biji yang terdapat pada satu baris di dekatnya.

Selanjutnya secara bergantian anak yang bermain mengambil seluruh biji dalam sebuah lubang kemudian membaginya satu-persatu secara berurutan berlawanan arah jarum jam.

Seterusnya hingga pada suatu ketika, biji yang terakhir di letakkan pada lubang kosong milik kita di depan lubang lawan yang berisi biji-biji maka biji-biji lawan pada lubang tersebut menjadi milik kita. Permainan berakhir ketika seluruh biji telah masuk ke lumbung. Anak yang menang adalah yang mengumpulkan biji lebih banyak.

15. Bekel
Bekel adalah bola membal yang terbuat dari karet. Permainan ini dimainkan dengan cara melempar bola bekel dan menangkap/membolak-balikan kuningan.

Agar permainan tradisional tersebut diatas tidak punah, silahkan ajak orang-orang pendahulu kita yang terdekat dan masih ingat permainan itu, misal bersama dengan diajari oleh orangtua, paman atau bibi. Selamat bermain.
Source: sistempemerintahan-indonesia.blog
Share:

Makalah Tentang Hydrocephalus



Makalah Tentang Hydrocephalus

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal sebagai penyeban penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembanga maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan keperawatan yang khusus. Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada anak usia dibawah 6 tahun.Dari data yang didapat dalam kurun waktu 6 (enem) tahun pada kasus Hydrocephalus di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda khususnya ruang Angsoka terdapat 101 kasus hydrocephalus dari 6233 kasus penyakit saraf yang ada.Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hidrosefalus menggambarkan kelompok keadaan yang beragam yang merupakan akibat dari terganggunya sirkulasi dan absorbsi CSS atau pada keadaan yang jarang, akibat dari meningkatnya produksi papilloma pleksus koroid. ( Nelson, 1996 : 2050 )

B.      TUJUAN PENYUSUN
Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit hydrocephalus yang semakin banyak di temui pada bayi ,dan menelusuri bentu umum hydrocephalus hingga bisa menangani dan mearawat penderita hydrocephalus secara baik dan sukses

BAB II
PEMBAHASAN

a.      PENGERTIAN
Hydrocephalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan – jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang – ruang tempat mengalirnya liquor.Menurut Mumenthaler (1995) definisi hydrocephalus yaitu timbul bila ruang cairan serebro spinallis internal atau eksternal melebar.
Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngastiyah, 1997).

b.      BENTUK UMUM
Beberapa type hydrocephalus berhubungan dengan kenaikan tekanan intrakranial.
Tiga bentuk umum hydrocephalus :
1.      Hidrocephalus Non – komunikasi (nonkommunicating hydrocephalus)
Biasanya diakibatkan obstruksi dalam system ventrikuler yang mencegah bersikulasinya CSF. Kondisi tersebut sering dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi congenital pada system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun bekas luka.Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi lesi pada system ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas luka didalam system di dalam system ventricular. Pada klien dengan garis sutura yag berfungsi atau pada anak – anak dibawah usia 12 – 18 bulan dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tanda – tanda dan gejala – gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak – anak yang garis suturanya tidak bergabung terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran kepala.
2.      Hidrosefalus Komunikasi (Kommunicating hidrocepalus)
Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi villus arachnoid untuk mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala – gejala peningkatan ICP)
3.      Hidrosefalus Bertekan Normal (Normal Pressure Hidrocephalus)
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya normal, gejala – gejala dan tanda – tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus (Kelompok umur 60 – 70 tahun) ada kemingkinan ditemukan hubungan tersebut.

c.       ETIOLOGI DAN PATOLOGI
Hydrosephalus dapat disebabkan oleh kelebihan atau tidak cukupnya penyerapan CSF pada otak atau obstruksi yang muncul mengganggu sirkulasi CSF di sistim ventrikuler. Kondisi diatas pada bayi dikuti oleh pembesaran kepala. Obstruksi pada lintasan yang sempit ( Framina Monro, Aquaductus Sylvius, Foramina Mengindie dan luschka) pada ventrikuler menyebabkan hidrocephalus yang disebut : Noncomunicating (Internal Hidricephalus).
Obstruksi biasanya terjadi pada ductus silvius di antara ventrikel ke III dan IV yang diakibatkan perkembangan yang salah, infeksi atau tumor sehingga CSF tidak dapat bersirkulasi dari sistim ventrikuler ke sirkulasi subarahcnoid dimana secara normal akan diserap ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan ventrikel lateral dan ke III membesar dan terjadi kenaikan ICP.
Type lain dari hidrocephalus disebut : Communcating (Eksternal Hidrocephalus) dmana sirkulasi cairan dari sistim ventrikuler ke ruang subarahcnoid tidak terhalangi, ini mungkin disebabkan karena kesalahan absorbsi cairan oleh sirkulasi vena. Type hidrocephalus terlihat bersama – sama dengan malformasi cerebrospinal sebelumnya.

Tanda dan Gejala;
a. Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
b. Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi
     tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.Tanda – tanda         
     peningkatan tekanan intrakranial;
     1.Muntah
     2.Gelisah
     3.Menangis dengan suara ringgi
     4.Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi,
        peningkatan pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi
        stupor.
c. Peningkatan tonus otot ekstrimitas
   Tanda – tanda fisik lainnya ;
1.      Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluh – pembuluh darah
     terlihat jelas.
2. Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah –
     olah di atas iris.
3.  Bayi tidak dapat melihat ke atas, “sunset eyes”
4.  Strabismus, nystagmus, atropi optik.
5. Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.
2. Anak yang telah menutup suturanya ;
Tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial :
     a.  Nyeri kepala
     b.  Muntah
     c.  Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas
     d. Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10
          tahun.
     e.  Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
     f.  Strabismus
     g.  Perubahan pupil.

d.      FISIOLOGI CAIRAN CEREBRO SPINALIS
a.Pembentukan CSF
Normal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari dengan demikian CSF di perbaharui setiap 8 jam.Pada anak dengan hidrosefalus, produksi CSF ternyata berkurang + 0, 30 / menit. CSF di bentuk oleh PPA;
            1). Plexus choroideus (yang merupakan bagian terbesar)
            2). Parenchym otak
            3). Arachnoid
Cerebrospinal atau CSF merupakan cairan yang membungkus otak & tulang belakang. Fungsi CSF adalah :
1. Sebagai 'Shock Absorber' & melindungi otak
2. Sebagai media transportasi nutrisi ke otak & mengangkut zat yang tidak
berguna keluar dari otak
3. Mengalir antara tempurung kepala & tulang belakang guna mengkompensasi
perubahan volume darah dalam otak.
4. Keseimbangan sirkulasi ( penyerapan & produksi ) CSF sangat penting.
Apabila keseimbangan ini tergangung maka bisa mengakibatkan
pembengkakan (Hydrocephalus) yang menghasilkan tekanan pada otak.
Kondisi ini tidak bisa dibiarkan karena bisa menyebabkan cacat semumur
hidup bahkan kematian.
b.Sirkulasi CSF
Melalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari tempat pembentuknya ke tempat ke tempat absorpsinya. CSF mengalir dari II ventrikel lateralis melalui sepasang foramen Monro ke dalam ventrikel III, dari sini melalui aquaductus Sylvius menuju ventrikel IV. Melalui satu pasang foramen Lusckha CSF mengalir cerebello pontine dan cisterna prepontis. Cairan yang keluar dari foramen Magindie menuju cisterna magna. Dari sini mengalir kesuperior dalam rongga subarachnoid spinalis dan ke cranial menuju cisterna infra tentorial.Melalui cisterna di supratentorial dan kedua hemisfere cortex cerebri. Sirkulasi berakhir di sinus Doramatis di mana terjadi absorbsi melalui villi arachnoid.

e.      PATOFISIOLOGI
Jika terdapat obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga walaupun ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba – tiba / akut dan dapat juga selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan terasa tegang pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga / keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel laterasl dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow). Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klein dengan type hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara disproporsional.Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga membatasi ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala : Kenailkan ICP sebelum ventrikjel cerebral menjadi sangat membesar. Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak komplit. CSF melebihi kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan ketiadaan absorbsi total akan menyebabkan kematian.Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma normal yang pada didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika route kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka akan terjadi keadaan kompensasi.

f.        DIAGNOSIS
a. CT Scan
b. Sistenogram radioisotop dengan scan
Perlakuan
Prosedur pembedahan jalan pintas (ventrikulojugular, ventrikuloperitoneal) shunt. Kedua prosedur diatas membutuhkan katheter yang dimasukan kedalam ventrikel lateral : kemudian catheter tersebut dimasukan kedalasm ujung terminal tube pada vena jugular atau peritonium diaman akan terjadi absorbsi kelebihan CSF.
Penatalaksanaan Perawatan Khusus
Hal – hal yang harus dilakukan dalam rangka penatalaksanaan post – operatif dan penilaian neurologis adalah sebagai berikut :
    1) Post – Operatif : Jangan menempatkan klien pada posisi operasi.
    2) Pada beberapa pemintasan, harus diingat bahwa terdapat katup (biasanya
        terletak pada tulang mastoid) di mana dokter dapat memintanya di pompa.
    3) Jaga teknik aseptik yang ketat pada balutan.
    4) Amati adanya kebocoran disekeliling balutan.
    5) Jika status neurologi klien tidak memperlihatkan kemajuan, patut diduga
        adanya kegagalan operasi (malfungsi karena kateter penuh)
Pembagian :
Hidrosephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dapat di bagi dua
1.Kongenital
Merupakan Hidrosephalus yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan, sehingga ;
- Pada saat lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil
- Terdesak oleh banyaknya cairan didalam kepala dan tingginya tekananintrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.

2. Di dapat Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan penyebabnya adalah penyakit – penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas.
Pada hidrosefalus di dapat pertumbuhan otak sudah sempurna, tetapi kemudian terganggu oleh sebab adanya peninggian tekanan intrakranial.Sehingga perbedaan hidrosefalus kongenital denga di dapat terletak pada pembentukan otak dan pembentukan otak dan kemungkinan prognosanya.

Penyebab sumbatan;
Penyebab sumbatan aliran CSF yang sering terdapat pada bayi dan anak – anak:
1.      Kelainan kongenital
2.      Infeksi di sebabkan oleh perlengketan meningen akibat infeksi dapat terjadi
pelebaran ventrikel pada masa akut ( misal ; Meningitis )
3.      Neoplasma
4.      Perdarahan , misalnya perdarahan otak sebelum atau sesudah lahir.
5.      Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga  
terbagi dalam dua bagian yaitu :
a.      Hidrosefalus Komunikan
Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat aliran bebas CSF dal;am sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan.
b.      Hidrosefalus non komunikan
Apabila obstruksinya terdapat terdapat didalam sistem ventrikel sehingga menghambat aliran bebas dari CSF.Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah pada sistem vertikal sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.

BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Beberapa type hydrocephalus berhubungan dengan kenaikan tekanan intrakranial:
a. Hidrocephalus Non – komunikasi (nonkommunicating hydrocephalus)
Biasanya diakibatkan obstruksi dalam system ventrikuler yang mencegah bersikulasinya CSF. Kondisi tersebut sering dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi congenital pada system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun bekas luka.Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi lesi pada system ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas luka didalam system di dalam system ventricular. Pada klien dengan garis sutura yag berfungsi atau pada anak – anak dibawah usia 12 – 18 bulan dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tanda – tanda dan gejala – gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak – anak yang garis suturanya tidak bergabung terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran kepala.
b.Hidrosefalus Komunikasi (Kommunicating hidrocepalus)
Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi villus arachnoid untuk mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala – gejala peningkatan ICP)
c. Hidrosefalus Bertekan Normal (Normal Pressure Hidrocephalus)
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya normal, gejala – gejala dan tanda – tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus (Kelompok umur 60 – 70 tahun) ada kemingkinan ditemukan hubungan tersebut.
B.      SARAN
Balita  adalah generasi hidup apa lagi tercatat angka kematian balita lumayan tinggi di daerah kota bima,perlunya kita membahas adanya penyakit yang semakin menjadi sebab dari kesengsaraan seorang balita,adapun dari pada itu orang tua harus lebih dominan berupaya menjaga dan merawat selayaknya menjaga kesehatan balita,orang tua lebih berpengaruh dari keadaan balitanya terutama untuk seorang ibu yang setiap saat memberi dan menyusui balita,dari penerapan diatas cukup difahami dan menjadi kewaspadaan kita dalam menjaga keselamatan  dan keluarga,penyakit-penyakit berbagai macam dan berbagai rupa efek yang dirasakan sejenak itu kita berupaya berantisipasi dalam perlindungan balita dari  Hydrocephalus.
Source: ekookdamezs.blog
Share:

Terbaru

Bupati Blora Minta Pemprov Jateng Tuntaskan Jalan Provinsi di Blora

BLORA – Disela-sela (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Blora Tahun 2025, Kamis (28/3 /24, Bupati Blor...

Total Pageviews

Popular Posts

Blog Archive

Komunitas

SELANJUTNYA »