Al-Hamdulillah, saya dan keluarga senantiasa
diberi-Nya kesehatan. Semoga Anda juga demikian halnya. Amin!
Apa yang disampaikan perihal pertengkaran
permusuhan akhir-akhir ini, Anda memang benar adanya. Sekarang ini masyarakat
Indonesia mudah sekali tawuran, baik masyarakat umum, pelajar, termasuk juga
mahasiswa sebagaimana yang terjadi di Makassar, yang menyebabkan dua mahasiswa
meninggal dunia.
Bahkan terkadang yang tidak tahu urusannya sama
sekali yang menjadi korbannya. Malahan tawuran yang menyebabkan kerugian
materiil dan moril itu kini tidak hanya terjadi di kota-kota besar. Di Lebak
saja, sudah beberapa kali terjadi tawuran antar pelajar.
Entahlah, sebetulnya apa yang sedang terjadi pada
masyarakat kita yang selama ini dikenal sopan santun, sehingga kita terkesan
beringas karena tega melukai saudara sendiri. Karakter ketimuran kita seakan
sirna entah ke mana. Ini membuat kita prihatin. Apapun alasannya, seharusnya
sebagai sesama warga negara Indonesia kita tetap menjaga persaudaraan, dengan
melindungi satu sama lain. Berbhinneka lah tapi yang tunggal ika.
Anda yang dirahmati Allah SWT. Hemat saya, tidak
ada satu agamapun yang membenarkan apalagi mengajarkan umatnya melakukan
tawuran, yang merugikan banyak pihak. Tak jarang pihak yang tak tahu asal
muasalnya turut menjadi korban. Belum lagi terjadinya korban materiil yang
tidak sedikit. Dengan caranya masing-masing, semua agama senantiasa mengajarkan
kedamaian dan perlindungan pada saudaranya.
Karena itu, tawuran hukumnya haram karena
mencelakai orang lain. Mencelakai orang itu hukumnya dosa, apalagi sampai
menyebabkan nyawanya hilang. Itu sebabnya, ajaran Islam mewajibkan seluruh
umatnya untuk tidak membahayakan orang lain (la dharara wa la dhirara) dan
melindungi jiwa (hifdh al-nasf). Jiwa siapapun tentunya. Apalagi jiwa manusia,
nyawa binatang yang layak dilindungi saja wajib kita lindungi.
Dalam al-Qur’an diterangkan, kita tidak boleh
membunuh. Sebab, membunuh satu orang saja yang tiada bersalah, itu sama halnya
membunuh semua manusia (Qs. al-Maidah: 32). Kita juga dilarang melakukan
pengrusakan di atas muka bumi (Qs. al-A’raf: 56 dan 85, dll) dengan cara dan
untuk tujuan apapun.
Ini menunjukkan, ajaran agama, dalam hal ini Islam,
mengedepankan keramahan dan ketenteraman. Bahkan diriwayatkan, Nabi Muhammad
menyatakan, orang muslim adalah orang yang memberikan rasa aman dan tenteram
bagi saudaranya.
Namun demikian, seringkali antara ajaran dan
amaliah di lapangan terjadi ketidaksingkronan. Inilah yang harus menjadi
pelajaran bagi semua pihak; baik ulama, umara maupun aparat yang berwenang.
Tokoh agama – kiai, ustadz, muballigh dan sejenisnya – dari semua agama harus
terus-menerus menyebarkan ajaran damai ini tanpa lelah.
Para umara juga harus terus membuat program atau
kebijakan yang berkarakter damai. Keduanya juga harus bersinergi, karena inilah
kunci kemajuan bangsa ini. Aparat keamanan pun wajib mendukung penuh sinergi
kedua pihak ini.
Insya Allah, apa yang sudah terjadi hanyalah
“kecelakaan” bagi kita sebagai bangsa timur. Mudahan-mudahan ke depan kita bisa
menata kembali kehidupan kita yang bersahaja, penuh persaudaraan dan
kehangatan. Tentunya semua komponen bangsa ini harus bekerja keras
mewujudkannya.
Anda yang baik. Inilah jawaban yang bisa saya
sampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat. Kita terus berdoa, semoga tawuran atau
bentrok antar saudara sendiri bisa terkikis dan tidak ada lagi, sehingga kita
bisa hidup berdampingan penuh kebersahajaan. Amin! Wa Allah a’lam.
Source: http://www.qothrotulfalah.com
0 komentar:
Post a Comment