mediaedukasianda,- Apa sih hal yang paling kamu
harapkan kalau sedang curhat ke temanmu? Selain ingin didengar, kamu juga pasti
ingin mendapat saran dan masukan yang bisa menjadi alternatif untuk
menyelesaikan masalah.
Tapi
ternyata banyak juga orang-orang yang kalau curhat cuma pengen ‘nyampah’ aja.
Minta saran, tapi giliran dikasih saran malah marah-marah. Karena katanya kita
nggak mengerti perasaan dia. Hmm, ribet deh hidupnya!
Kalau
kamu punya teman yang suka curhat dengan cara ngeselin kayak gini, nggak perlu
kok menghadapinya dengan emosi. Selain akan buang-buang energi, dianya juga
nggak bakal sadar kalau kamu marah ke dia.
Mungkin,
cara-cara ini bisa membantu kamu dalam menghadapi teman yang kalau curhat nggak
kira-kira…
1. Awalnya
kamu kasihan sama temanmu yang setiap kali curhat sampai nangis kayak hidupnya
udah yang paling merana. Seakan masalah dia yang paling berat sedunia.
Sebagai manusia biasa, kamu juga
bakal tersentuh dan terharu kalau mendengar cerita yang sedih. Awalnya kamu
juga pasti akan kasihan sama teman kamu yang curhat permasalahannya ke kamu.
Mulai dari diselingkuhin pacarnya, masalah dalam pekerjaan, dan masih banyak
lainnya.
Saking sedihnya, dia sampai
memposisikan bahwa masalahnya adalah yang paling berat sedunia. Sehingga untuk
cari jalan keluar aja susah banget.
Ketika temanmu mencurahkan semua
keluh kesahnya, kamu pun mencoba menjadi pendengar yang baik. Mencoba
menganalisa hal-hal apa yang sebenarnya menjadi penghalang baginya untuk
mencari jalan keluar. Tujuanmu satu: biar bisa memberikan saran terbaik ketika
diminta.
Tentu kamu nggak mau dong jadi orang
yang justru memperumit hidup temanmu yang lagi curhat. Dia sudah
mempercayakanmu sebagai orang yang dia curhati, artinya dia percaya
kompetensimu sebagai pemberi saran terbaik.
2.
Lalu tibalah saatnya temanmu bertanya, “Menurutmu aku harus gimana?”
“Kemarin gue akhirnya diputusin
nih,” *sambil nangis sesenggukan*
“Ha? Serius? Kalian ada masalah apa
kok sampe putus?”
“Gue juga nggak tahu. Katanya kita
uda banyak ngga cocoknya. Tapi hari ini tadi gue lihat dia udah sama cewek
lain. Gue harus gimana??” *nangisnya makin jadi*
3. Sebagai
teman yang baik, kamu pun mencoba memberi saran. Tanpa berusaha menggurui sih
pastinya.
Lalu inilah saatnya kamu memberi
saran terbaikmu untuknya. Maksudmu baik, agar temanmu yang sedang curhat ini
tak lagi berlarut-larut dalam kesedihan. Kamu coba memberikan saran terbaik,
tapi tanpa berusaha menggurui. Kamu juga menerka-nerka jika kamu berada di
posisinya, kira-kira langkah apa yang kamu ambil.
4.
Alih-alih mendapat ucapan terima kasih karena telah memberinya saran, kamu
justru dianggap tak paham apa yang dia rasakan.
Kamu udah capek-capek mikir saran
apa yang baik untuk temanmu ini, eh taunya dia justru ngambek ke kamu. Katanya
kamu nggak paham apa yang dia rasakan. Ya iyalah, kamu bukan dia.
Dan lagi masalah setiap orang juga
pasti berbeda. Alhasil, saran yang kamu kasih ke dia mental semua. Dia justru
balikin semua omonganmu, katanya itu nggak bisa nyelesain masalah dia.
Nah, ngeselinnya udah mulai keliatan
nih. Dia pun kembali curhat hal yang selalu sama setiap saat. Walaupun udah
sering ngasih masukan dan saran, dia selalu mengeluh nggak bisa menemukan jalan
keluar dan tetep nanya harus berbuat apa.
5.
Daripada nasihatmu nggak didengar lagi sama dia, sebaiknya iyain aja semua hal
yang dia bilang. Biar cepet aja!
Tipe orang yang maunya cuma curhat
aja tanpa mau denger saran orang lain, biasanya mereka adalah tipikal orang yang
hanya mau mendengarkan apa yang mereka ingin dengar. Dan lagi mereka sebenernya
nggak bener-bener mau menerima saran yang diberikan ketika tidak sesuai dengan
yang mereka harapkan.
Jadi daripada kamu pusing menghadapi teman curhat yang nggak bener-bener mau kamu nasehatin, kamu iyain aja deh semua apa yang dia bilang. Kamu nggak perlu buang-buang tenaga lagi buat mikirin saran apa yang terbaik buat dia, toh dia nggak bakal dengerin juga. Iyain aja deh ya, biar cepet! Hahaha.
6. Selama
temanmu curhat, kamu bisa sambil melakukan hal lain. Toh kamu pasti udah hafal
banget apa isi curhatan dia. *mukajahat
Kamu pastinya udah hafal sama semua
curhatan dia. Ya gimana mau nggak hafal, kalau setiap ketemu yang kamu lakukan
cuma buat denger curhatan dia. Berhubung kamu udah hafal semua omongan dia,
selama dia curhat, kamu lakuin aja hal lain biar nggak bosen-bosen amat.
Seperti main game di handphone, baca buku, atau sambil nonton TV. Dia nggak
bakal sadar juga kalau kamu lagi nggak dengerin dia.
7. Biar
curhatnya nggak cuma sama kamu aja, rekomendasiin orang lain yang bisa jadi
tempat curhat buat dia. Jadi, bukan cuma kamu yang KZL…
“Eh kamu coba deh curhat ke Lia. Dia
biasanya punya saran yang lebih oke loh,”
“Emm, gitu ya… Aku kepikiran nanya
dia juga sih,”
Ketika level kesabaranmu sudah mulai
menipis, kamu bisa nyuruh temenmu ini buat curhat sama orang lain. Selain biar
kamu nggak capek dengerin curhatan dia terus, juga biar ada orang lain yang
merasakan kekesalanmu. Hehehe…
8. Saat
diajak ketemuan sama dia, ajak teman yang lain yang sekiranya dia nggak kenal.
Dengan cara ini pasti dia juga bakal segan kalau mau curhat lagi.
Curhatan biasanya jadi sesuatu yang
sangat personal bagi banyak orang. Curhatan cuma akan dibagiin ke orang-orang
yang tepercaya aja. Salah satu cara ampuh biar temanmu berhenti curhat adalah
dengan mengajak orang lain yang sama sekali nggak dia kenal saat kalian ketemuan.
Dijamin dia nggak akan curhat lagi,
karena ada orang yang nggak dia kenal. Kecuali kalau temenmu itu emang dasarnya
suka mengumbar permasalahan pribadi sih.
9. Kalau
nggak mempan juga, cara terbaik adalah kamu pura-pura sibuk aja kalau dia ngajak
ketemuan.
“Kamu lagi sibuk ngga? Ketemuan
dong, aku pengen cerita nih,”
“Err.. kayaknya ngga bisa deh. Lagi
sibuk banget nih, bantuin Mama nyiapin arisan,”
10. Tapi
meski begitu, dia sebenarnya tetap temanmu yang perlu dibantu. Kalau kamu nggak
tahan sekaligus kasihan, kamu bisa jujur kok sama dia.
Ada kalanya kamu harus berusaha
jujur sama teman kamu ketika ada sikap dia yang kelewatan. Setelah semua sikap menghindar
yang kamu lakukan, sekarang saatnya kamu coba jujur ke dia atas sikapnya tak
mau dengar nasihat orang lain.
Pertemanan bukan cuma soal saling
melemparkan pujian dan dukungan, tapi juga kritikan yang membangun. Jika kamu
memang peduli dengannya, jangan biarkan dia berlarut pada sikap yang keras
kepala.
Jadi
nggak usah keburu emosi ya ngadepin temanmu yang suka curhat. Slow ajah.
Source: hipwee.com - Pristiqa Wirastami
0 komentar:
Post a Comment