Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora |
BLORA - Pemerintah Kabupaten Blora melalui Tim
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19, pada hari Sabtu (25/4/2020)
kembali menyampaikan update kondisi terkini tentang persebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19). Kali ini update disampaikan oleh Sekda Blora Komang
Gede Irawadi, SE, M.Si didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinsos
P3A.
Bertempat di Medis Center GTPP Covid-19 Kabupaten
Blora, Sekda menyampaikan bahwa hingga saat ini berdasarkan data monitoring
yang masuk, jumlah OTG atau Orang Tanpa Gejala yang masih proses pemantauan ada
8 orang.
“Sedangkan untuk ODP yang masih pemantauan ada 127
orang, selanjutnya PDP masih ada 8 orang yang masih dalam pengawasan, PDP
meninggal dengan hasil PCR belum keluar ada satu, PDP meninggal dengan hasil
PCR negative satu, dan PDP selesai pengawasan 3 orang,” ucap Komang Gede
Irawadi.
“Untuk kasus terkonfirmasi positif Covid-19
berdasarkan uji swab test melalui lab. PSR hingga kini hanya ada satu, yang telah
meninggal beberapa waktu lalu. Secara teknis nanti akan ditambahkan oleh Plt.
Kepala Dinas Kesehatan,” tambah Sekda.
Selanjutnya untuk jumlah pendatang atau pemudik di
Kabupaten Blora hingga Jumat malam (24/04/2020) pukul 21.00 WIB. sebanyak
24.750 jiwa, dan tersebar di 16 Kecamatan se Kabupaten Blora. Mereka langsung
didata oleh masing-masing desa dan diminta untuk isolasi diri secara mandiri
selama 14 hari.
“Untuk warga Blora yang ada di luar kabupaten, kami
mohon untuk tidak mudik. Pemerintah sudah melarang, sehingga perlu kita jaga
bersama agar masyarakat kita yang tercinta bisa tetap sehat. Dengan tidak
pulangnya sudara saudara semua, akan bisa menajag kesehatan diri masing-masing
dan kesehatan keluarga yang ada di kampung,” terang Sekda Blora.
Tak henti-hentinya, Sekda mengingatkan kewajiban
menggunakan masker ketika terpaksa keluar rumah. Serta tidak bepergian jika
tidak penting, selalu cuci tangan pakai sabun, dan jaga jarak.
Pada kesempatan ini, Sekda juga mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak, dan stakeholder terkait yang terus menerus
secara bersama-sama bahu membahu melawan wabah virus Corona ini. Baik bantuan
secara fisik, material, maupun gerakan sosial. Menurutnya bantuan yang masuk ke
Posko GTPP langsung disalurkan ke fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten
Blora, baik klinik, puskesmas, maupun rumah sakit.
“Selain Covid-19, kita juga harus waspada dan
hati-hati pada Demam Berdarah (DBD) yang saat ini banyak terjadi di daerah
lain. Mari kita kembali galakkan 3M untuk pemberantaasan sarang nyamuk. Semoga
Blora bisa terhindar dari DBD ini,” tambah Sekda.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Blora, Lilik Hernanto, SKM, M.Kes menyampaikan perkembangan klinis
terkini dari kasus Blora, kasus Kentong Cepu, dan tambahan kasus Tunjungan.
“Untuk kasus positif yang terkonfirmasi secara lab.
hanya satu di Kecamatan Blora, yang meninggal 09 April lalu. Hasil tracking dan
telusur kontak langsung maupun tidak kontak langsung ada 161 orang. Mereka yang
kontak langsung, kita rapid test semuanya dan hasilnya ada 3 yang positif
rapid. Tiga ini, satu diisolasi di RSUD Blora, dan 2 isolasi mandiri karena
secara klinis kondisinya sehat,” ucap Lilik Hernanto, SKM, M.Kes.
Selama masa isolasi, walaupun isolasi mandiri
menurutnya akan tetap diawasi dan dipantau oleh petugas kesehatan. Pasien ini
juga sudah dilakukan pengambilan swab test dan menunggu hasilnya dari BTKL
Yogyakarta sekitar 10-14 hari.
“Sedangkan untuk kasus kedua, yang PDP dari Desa
Kentong, Kecamatan Cepu hingga kini belum terbukti positif secara laboratoium,
baru secara rapid test saja. Saat ini kondisinya semakin membaik, dan menunggu
hasil swab test yang sudah kita kirimkan ke BTKL Yogyakart. Semoga nanti
hasilnya negatif,” ujar Lilik Hernanto, SKM, M.Kes.
Adapun orang disekitarnya yang ada di Kentong,
menurutnya juga sudah ditracking dan sebanyak 14 orang yang pernah kontak, 7
dari keluarga dan 7 dari petugas Puskesmas langsung di rapid test pada hari
Jumat kemarin.
“Semuanya 14 orang setelah di rapid test, hasilnya
negatif,” tambahnya.
Kemudian, kemarin ada kasus PDP meninggal dari
Tunjungan. Pasien menurut Lilik Hernanto adalah perempuan dengan usia sekitar
60 tahun.
“PDP yang meninggal dari Tunjungan ini sebelumnya
merupakan rujukan dari RS Wira Husada (DKT) Blora yang dikirim ke RST Wira
Bhakti Tamtama Semarang. Hasil rapid testnya negatif, tetapi meninggal dunia.
Saat ini masih menunggu hasil swab test lab PCR nya, semoga saja negatif.
Almarhum sudah dikebumikan di Tunjungan dengan lancar dan sesuai protap,”
terangnya.
Terakhir, dirinya meminta seluruh masyarakat, baik
awak media untuk menghormati azas confidential atau kerahasiaan pasien yang
dilindungi oleh undang-undang.
“Jangan menyebutkan informasi pasien secara detail,
karena mereka dilindungi UU. Kita juga tidak boleh mendiskriminasi mereka.
Mereka bukan penjahat, mereka bukan teroris, mereka juga korban yang punya hak
hidup sama seperti kita. Penderita tetap harus dilindungi berdasarkan UU,
jangan fulgar, kasihan keluarganya, jangan dikucilkan. Hormati mereka, tak
perlu takut, cukup menjaga jarak, tidak bersentuhan dan selalu pakai masker.
Itu aman,” pungkasnya. (SB)
0 komentar:
Post a Comment