mediaedukasianda,- Bulan Oktober diperingati
sebagai bulan eliminasi penyakit kaki gajah (BELKAGA). Untuk itu, seluruh
penduduk yang berusia antara 2-70 tahun dan tinggal di wilayah endemis penyakit
kaki gajah atau Filariasis akan diingatkan untuk meminum obat pencegahan yang
diberikan dalam program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis
sebanyak 1 dosis setiap tahun selama 5 tahun berturut-turut.
''Hingga saat ini, hanya ada 6 provinsi yang bukan
daerah endemis Filariasis di Indonesia, yaitu provinsi DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat,''
tutur Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
(P2TVZ) Kemenkes RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, di Kantor
Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa pagi (25/9).
Filariasis atau yang lebih dikenal dengan sebutan
penyakit kaki gajah, masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia,
karena baik anak-anak maupun dewasa, baik pria maupun wanita, semua bisa
tertular penyakit kaki gajah. Filariasis ditularkan dengan perantaraan nyamuk
sebagai vektornya. Berbeda dengan penyakit DBD atau Malaria yang hanya
ditularkan oleh satu jenis nyamuk tertentu, penyakit Filariasis dapat
ditularkan oleh semua jenis nyamuk.
Pada kesempatan tersebut, dr. Jane menegaskan
karena semua jenis nyamuk bisa menularkan penyakit kaki gajah, maka pencegahan
yang perlu dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk, menghindari gigitan
nyamuk dan minum obat pencegah kaki gajah yang telah disediakan pemerintah,
sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dengan tanpa biaya.
''Sarang nyamuk harus bersih, rajin gunakan
repelant, tidur pakai kelambu, usahakan kalau bepergian jangan sampai digigit
nyamuk, dan jangan lupa minum obat yang telah disediakan pemerintah secara
gratis'', terang dr. Jane.
Kegiatan minum obat pencegahan penyakit kaki gajah
disebut Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis yang tujuannya untuk
menurunkan microfilaria rate di wilayah endemis. Dari 514 Kabupaten/Kota di
Indonesia, sebanyak 236 Kabupaten/Kota yang tersebar di 28 Provinsi masih
merupakan daerah yang endemis Filariasis.
''Tahun ini, sebanyak 131 Kabupaten/Kota masih
harus minum obat. Tidak serentak, karena ada Kabupaten/Kota yang tahun ini
merupakan tahun kedua pelaksanaan, bahkan ada yang di tahun kelima (terakhir)
pelaksanaan,'' kata dr. Jane.
obat-pencegah-kaki-gajahDijelaskan dr. Jane bahwa
POPM harus dilaksanakan selama lima tahun berturut-turut. Sebanyak 105
Kabupaten/Kota lainnya sudah berhasil menyelesaikan POPM selama lima tahun dan
masuk ke dalam tahapan selanjutnya, yakni surveilans pasca POPM. Kementerian
Kesehatan mencatat, data per 25 September 2018 sebanyak 31 Kabupaten/Kota telah
berhasil mengeliminasi filariasis di wilayahnya.
Obat pencegah penyakit kaki gajah yang diberikan
pada POPM, terdiri dari kombinasi tablet Diethylcarbamazine (DEC) 100 mg dan
tablet Albendazole 400 mg. Adapun dosisnya untuk usia 2-5 tahun adalah 1 tablet
DEC dan 1 tablet Albendazole; usia 6-14 tahun mendapat 2 tablet DEC dan 1 tablet
Albendazole; dan bagi yang berusia di atas 14 tahun mendapat 3 tablet DEC dan 1
tablet Albendazole.
''Selain membunuh cacing filaria, obat ini mampu
membunuh cacing lainnya, sehingga dengan minum obat justru kita mendapat
manfaat ganda, karena selain mencegah filaria, juga mencegah kecacingan. Yang
perlu diperhatikan adalah obat diminum sesudah makan, dan dianjurkan diminum di
depan petugas kesehatan'', imbuhnya.
Kementerian kesehatan sangat mengharapkan agar
semua pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung dan mengupayakan agar
jangan sampai ada masyarakat yang terlewat atau menolak untuk tidak minum obat
pencegah kaki gajah. Pengobatan ini dinilai sangat aman. Meski jarang terjadi,
namun terkadang muncul reaksi pasca pengobatan seperti sakit kepala, demam,
mual/muntah, atau mudah mengantuk, yang berlangsung selama tiga hari dan dapat
sembuh tanpa diobati. Namun, bila ada keluhan lain yang terjadi, segara hubungi
tenaga kesehatan di Puskesmas terdekat.
''POPM ini sangat penting untuk dilaksanakan oleh setiap
orang di wilayah sasaran, karena POPM bersifat perlindungan bagi perorangan'',
tandasnya.
prof-dr-dra-tania-supaliSeorang ahli parasitologi,
Prof. Dr. Dra. Tania Supali, menegaskan bahwa program POPM yang dilakukan
selama lima tahun berturut-turut sangat bermanfaat karena menghindarkan
masyarakat dari dua penyakit sekaligus, yakni mencegah penyakit kaki gajah dan
menurunkan infeksi cacing usus yang juga berperan dalam kejadian kurang gizi
dan stunting pada anak, juga kejadian anemia pada remaja.
''Kalau obatnya benar-benar diminum secara benar,
penyakit kaki gajah pasti berkurang, pasti hilang. Tantangan eliminasi paling
besar justru di kota-kota besar, karena di samping penduduknya lebih banyak
juga dibandingkan masyarakat di pedesaan cenderung lebih cenderung kurang patuh
meminum obat,'' ungkapnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut
dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620,
faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email
kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.
ReplyDeleteIzin ya admin..:)
Main dan Menangkan permainan bersama kami di ARENADOMINO 8 permainan poker online tanpa robot silahkan main dan buktikan sendiri jika kesulitan bisa
dibantu dalam pendaftaran silahkan langsung bergabung untuk info lebih jelas WA +855 96 4967353