BLORA - Puluhan
anggota dan Pengurus Paguyuban Pedagang Kaki Lima Taman 1000 Lampu Cepu,
beberapa hari kemarin mengadakan pengumpulan dana untuk korban erupsi Gunung
Semeru, akibat letusan gunung, yang disertai guguran lava dan lahar yang
menyapu ratusan rumah warga di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Mengakibatkan
ribuan warga dari beberapa desa yang tinggal di lereng gunung tersebut, harus
mengungsi ke tempat yang aman. Meninggalkan seluruh harta benda dan rumah, yang
tenggelam oleh lahar gunung berapi tersebut.
"Melihat
penderitaan warga Lumajang tersebut, kami dari Paguyuban PKL Taman 1000 Lampu
Cepu, tergerak untuk membantu, mengumpulkan dana untuk meringankan beban
mereka, saudara kita, sebangsa dan setanah air, meski sedikit, semoga
menjadikan berkah untuk semuanya, dan korban bisa kembali bangkit seperti sedia
kala," ungkap Suharno, Pelaksana Ketua Paguyuban PKL 1000 Lampu Cepu.
Rapat
Paguyuban PKL
Sementara itu,
Sekretaris Paguyuban PKL tersebut, Candra juga mengungkapkan, bahwa pihaknya
akan aktif untuk menggalang dana, di wilayah Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora,
dengan tujuan, agar warga terdampak bisa segera pulih kondisinya, baik mental
maupun ekonomi.
"Sebagai
sesama manusia, wajib bagi kita untuk saling menolong, untuk itu, mohon bantuan
dana yang terkumpul ini, bisa disalurkan melalui komunitas netizen whatsapp
grup Blora Peduli Kemanusiaan, sementara jumlahnya sebesar Rp. 1,3 Juta, yang
dikumpulkan dari anggota Paguyuban PKL kami, dan dua paket bantuan Pampers dan
makanan bayi," ujarnya.
Sebelum penyerahan
bantuan tersebut, telah dilaksanakan rapat untuk pengurus dan anggota Paguyuban
PKL, yang membahas pergantian sementara Ketua Paguyuban tersebut, dari Edi,
Ketua sebelumnya kepada Suharno, disamping itu juga membahas manajemen dan
administrasi keanggotaan Paguyuban yang memiliki lebih dari 150 anggota
pedagang PKL.
Inginkan
Pembangunan Shelter
Di saat yang
sama, Edi sebagai pendiri Paguyuban PKL 1000 Lampu Cepu, menyampaikan beberapa
konsep penataan taman seribu lampu, terutama di taman kedua dan ketiga, yang
kondisinya sangat memprihatinkan, dan butuh perbaikan seperti halnya di taman
pertama dan kedua, untuk membangkitkan kembali perekonomian PKL, pasca
pemberlakuan PPKM akibat pandemi Covid 19, yang berlangsung selama dua tahun,
dan membuat mereka terpuruk.
"Kami hanya menginginkan perekonomian kami menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, akibat pemberlakuan PPKM dua tahun kemarin, namun sekarang kondisinya masih belum pulih kembali, akibat dari rusaknya taman 1000 lampu, yang harus segera diperbaiki, dan kami memiliki konsep penataan taman tersebut, agar lebih baik, indah, sekaligus menarik kembali bagi pengunjung, kami menginginkan dibangun shelter untuk PKL, yang bernuansa foodcourt dan smart city destination, dan itu kami sudah punya desainnya, mohon suara kami didengar, untuk menyambut tamu - tamu kita yang turun dari Bandara Ngloram," ungkap Edi memaparkan konsepnya, panjang lebar, termasuk pengelolaan kebersihan dan limbahnya. (Red)
0 komentar:
Post a Comment