mediaedukasianda,-
Anak kecil naik sepeda motor, seperti pemandangan wajar di Indonesia, orang tuanya
kemana sih (dirumah dong...?!?!), “pak polisi ?!?! tilang aja anak dibawah umur
ya, dilema berkepanjaangan dampak perkembangan jaman yang begitu pesat, sepeda
motor sering digunakan untuk ajang pamer gengsi dan sombong-sombongan saja.
Banyak anak-anak di bawah umur dan anak muda bahkan
rela sampai mengancam bunuh diri kepada orang tuanya supaya dibelikan motor
agar tidak dianggap cupu oleh teman-temannya.
Banyak anak Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama
juga yang telah dibiarkan secara bebas oleh orang tuanya menggunakan sepeda motor,
padahal mereka juga belum pantas belum berhak untuk mendapatkan Surat Ijin
Mengemudi (SIM).
Melihat fenomena tersebut, kepolisian pun
beranggapan itu adalah tanggung jawab bersama, mengingat dari pihak kepolisian sudah
melakukan sosialisasi ketiap-tiap Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah
Pertama (SMP), guna untuk meberikan penjelasan bahayanya anak dibawah umur
mengendarai sepeda motor.
Untuk itu, peran orang tua sangat penting,
mengingat mereka memiliki otoritas penuh terhadap anaknya.
Beberapa kali saya berkesempatan bertanya pada orang
tua yang memperbolehkan anak yang belum cukup umur untuk mengendarai sepeda
motor, dan hampir selalu
jawabannya justru mengandung kebanggaan, karena anak
mereka yang masih jauh dari cukup untuk memiliki SIM, sudah 'pandai' mengendarai
bahkan dibocengi orang tuanya sendiri sampai ke jalan raya utama.
Dalam aturan berlalu lintas, seseorang baru boleh
memiliki SIM C (untuk kendaraan bermotor) ketika sudah berumur 17 tahun.
Rata-rata anak SMP berumur 12 - 15 tahun. Kalau anak SD tentu jauh dibawahnya.
Nah itu artinya anak-anak ini belum memenuhi syarat untuk memiliki SIM C walau
semahir apapun mereka bisa mengendarai sepeda motor.
Saya rasa dalam mengendarai sepeda motor bukan
hanya diperlukan kemahiran, tetapi juga tanggung jawab dan pemahaman terhadap
aturan berlalu lintas yang benar berlalu di Indonesia.
Kemahiran memang bisa diperoleh dari banyak
berlatih, tapi tanggung jawab dan pemahaman tidak bisa. Rata-rata anak dibawah
umur belum bisa bertanggung jawab dalam menggunakan kendaraan bermotor, hanya
sekedar asal naik dan asal bisa.
Kalau urusan pemahaman terhadap aturan yang
berlaku, bagaimana mereka bisa disebut paham kalo mereka naik motor tanpa
memiliki SIM, yang sebenarnya sudah menunjukkan ketidakpahaman terhadap aturan
yang berlaku kan?!
Menurut saya, dalam hal penggunaan sepeda motor
bagi anak dibawah umur, peran orang tua sangat penting. Orang tua sebaiknya
tidak hanya menuruti keinginan anak. Orang tua tidak boleh kalah dengan anak.
Kalah disini berarti hanya karena anak marah (yang bentuk marahnya
bermacam-macam) sehingga akhirnya orang tua iba dan mau tidak mau menuruti
keinginan si anak.
Sebagai orang tua, berikan pengertian kepada anak
mengenai penggunaan sepeda motor, kapan (umur berapa) waktu yang tepat bagi
mereka untuk mulai mengendari sepeda motor dan jangan lupa berikan pula
penanaman tertib berlalu lintas kepada anak.
Kalo sedari kecil sudah diberi pendidikan berlalu
lintas yang baik, semoga ketika besar mereka mampu menjaga ketertiban lalu
lintas di jalan raya sehingga semakin kecil kemungkinan terjadi kecelakaan di
jalan.
Ada yang menarik ketika mencermati iklan layanan
masyarakat dari Departemen Perhubungan. Kalimatnya yang berbunyi : “Sepeda
motor bukan untuk anak di bawah umur!", sangat pas untuk sentilan
para orang tua yang mengijinkan anak-anaknya yang masih di bawah umur untuk
bermotor ria di jalanan tanpa pengawasan.
Kesimpulannya, iklan layanan masyarakat tersebut
hendaknya diperhatikan orang tua dan tidak sembarangan mengijinkan anak-anaknya
mengendarai sepeda motor sendiri. Demi keselamatan diri sendiri dan juga
keselamatan orang lain bukan?
Jangankan anak-anak yang kondisi emosionalnya masih
labil, orang dewasa (yang seharusnya) relatif matang secara psikologis pun banyak
yang berkendara seenaknya di jalan raya, dan menganggap jalanan umum seperti
jalan neneknya sendiri atau sirkuit balapan. Sempurnakanlah tulisan ini kalau
kurang benar, Maaf bila ada yang salah. Anak-anak adalah generasi penerus
bangsa. (Maaf Jika Gambar Tanpa Sensor);
source: google.com
0 komentar:
Post a Comment