Kreatifitas Polisi Blora, Bripka Puguh 6 Tahun Dampingi Anak - Anak Difabel di Randublatung ~ MEDIAEDUKASIANDA

Kreatifitas Polisi Blora, Bripka Puguh 6 Tahun Dampingi Anak - Anak Difabel di Randublatung

BLORA - Kegiatan pendampingan terhadap anak - anak kaum difabel di Yayasan Insan Mandiri Blora Selatan yang terletak di wilayah kelurahan Wulung kecamatan Randublatung Kabupaten Blora terus dilakukan oleh Bripka Puguh Agung Dwi Pambuditomo,SH,MH anggota Satlantas Polres Blora.

Bripka Puguh Agung Dwi Pambuditomo, patut menjadi contoh bagi anggota Polri lainnya atas kepedulian pada anak disabilitas.

Dalam benak profil Polri yang tegas namun humanis terlihat nyata pada sosok anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Blora Polda Jawa Tengah itu.

Selain tegas dalam melaksanakan tugas kepolisian, Bripka Puguh memiliki sisi lain yang berbeda.

Salah satunya adalah kepedulian yang nyata yang telah ia lakukan terhadap anak-anak disabilitas yang tergabung dalam Yayasan Disabilitas Insan Mandiri Blora Selatan.

Yayasan Disabilitas Insan Mandiri Blora Selatan yang diketuai oleh Intan Sari,S.Pd hingga saat ini memiliki asuh anak sebanyak 131 anak berkebutuhan khusus. Kamis, (23/6/2022)

Selain sebagai pelopor dalam berdirinya Yayasan tersebut, Bripka Puguh hingga saat ini selalu aktif dalam kegiatan.

Jarak yang mencapai 36 KM dari rumahnya di dukuh Kidangan, Kelurahan Jepon, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora tak patah semangat untuk mengajar anak - anak difabel secara gratis yang ada di kecamatan Randublatung tersebut.

Awalnya tahun 2016 hingga saat ini, setiap Sabtu dan Minggu berakhir dengan waktu langsung ke Yayasan Insan Mandiri Randublatung untuk mengajar anak-anak difabel.

Meski awalnya takut dengan Polisi, dengan kesabaran, anak-anak itu menerima Bripka Puguh menjadi sosok Polisi sahabat bagi anak difabel untuk belajar bersama.

Meski dengan fasilitas dan dana yang minim, Bripka Puguh rela mengeluarkan uang milik pribadinya untuk keberlangsungan pendidikan anak difabel tersebut.

Awal tahun ini, Bripka Puguh mendapat terobosan baru bagi anak asuhnya di Yayasan difabel tersebut, yaitu pelatihan Ecoprint.

Ecoprint adalah salah satu tehnik membuat pola di atas kain dengan bahan alami termasuk proses pewarnaannya.

Adapun bahan-bahannya seperti daun Jati, daun kersen, daun jarak, daun singkong, daun ketela, daun kamboja, serta lainnya yang dilihat memiliki motif indah.

Sedangkan untuk pewarnanya adalah dari pewarna alami dengan bahan baku kayu secang atau akar mengkudu ataupun kulit mahoni.

Setiap Sabtu dan Minggu Bripka Puguh mengunjungi anak asuhnya di Randublatung, yang saat ini untuk kegiatan di gedung bangunan yang dulunya Sekolah Dasar 5 Wulung Randublatung.

Menurutnya, gedung SD tidak terpakai maka pihak Yayasan mengajukan permohonan kepada  Pemerintah Kabupaten  Blora untuk memakai gedung tersebut.

Difabel Bisa Ecoprint

Dengan sabar Bripka Puguh mengajari teknik ecoprint bersama dengan guru lainnya.

"Setiap anak berkebutuhan khusus mulai dari tuna rungu, tuna wicara, tuna netra serta lainnya mendapat pelatihan teknik ecoprint tersebut," ucap Bripka Puguh.

Lebih lanjut, Bripka Puguh menjelaskan yang paling sulit adalah ketika  mengajarkan teknik tersebut kepada anak tuna netra, karena dengan kebutuhan khusus tersebut untuk tehnik ecoprint butuh bimbingan ekstra.

"Intinya harus, sejak awal sudah saya niatkan untuk mengabdi kepada mereka. Sengaja saya pilih tehnik ecoprint ini, harapannya kelak saat mereka dewasa bisa menjadi bekal mereka, siapa tahu bisa dikembangkan hingga menjadi ecoprinting batik," ungkap Bripka Puguh.

Selain mengajarkan teknik Ecoprinting kepada anak -  anak disabilitas, Bripka Puguh juga mengajar para orang tua mereka namun dengan tehnik yang berbeda. Jika anak-anak diajari ecoprint dengan teknik Founding, maka ibu - ibu diajari dengan metode kukus.

"Jadi saat para orang tua menunggu anaknya di sekolah, mereka juga mendapatkan pelatihan harapannya semoga bermanfaat, paling tidak bisa menambah pengalaman mereka," beber Bripka Puguh.

Menurut Bripka Puguh, Kalau Kapolri Punya Program Presisi, disini Polisi Blora ini bersama anak-anak penyandang disabilitas Yayasan Insan Mandiri Blora Selatan Ecoprint Presisi yaitu di pres dari segala sisi, karena proses pembuatannya dengan menekan dari semua sisi.

Dibangun Sekolah SLB

Lebih lanjut, Bripka Puguh menyampaikan bahwa dirinya mengaku sudah 6 tahun mendampingi anak - anak difabel Yayasan Insan Mandiri Blora Selatan,  dalam jangka waktu 6 tahun tersebut, banyak pengalaman yang didapatkan salah satunya adalah kendala komunikasi dengan anak - anak difabel. 

"Karena setiap anak menyandang disabilitas masing - masing ada yang tuna rungu, tuna netra dan tuna grahita jadi dibutuhkan kesabaran dalam mendampingi atau  momong mereka," tandas Bripka Puguh.

Masih kata Bripka Puguh, ia berharap di kawasan Blora selatan segera dibangun sekolah luar biasa karena di kawasan kecamatan Randublatung dan sekitarnya belum ada sekolah Sekolah Luar Biasa (SLB).

"Sementara kami masih pinjam pakai di SD Negeri 5 Wulung yang kosong, harapannya semoga segera dibangun sekolah SLB bagi anak anak," tandas Bripka Puguh.

Pembelajaran teknik Ecoprint tersebut mendapat apresiasi positif dan tanggapan yang bagus dari pihak Yayasan Insan Mandiri Blora.

Kepala Yayasan Disabilitas Insan Mandiri Blora Selatan, Intan Sari, S.Pd.,  mengatakan ini adalah terobosan yang luar biasa bersama anggota Satlantas Polres Blora

"Mungkin bagi kita yang normal hal ini adalah biasa, namun bagi anak yang berkebutuhan khusus ini adalah suatu hal yang luar biasa," kata Intan Sari.

Pada kesempatan ini, mewakili yayasan mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Blora AKBP Aan Hardiansyah,SH,MH yang telah mendukung pembelajaran, Yang tentunya sangat bermanfaat bagi anak - anak disabilitas.

"Tentunya juga terima kasih buat Bripka Puguh yang sudah menjadi bagian dari keluarga besar kami," ucap Ketua Yayasan Intan Sari.

Lebih lanjut, Ketua Yayasan Difabel Insan Mandiri Blora Selatan Intan Sari,S.Pd mengatakan bahwa ia sangat terbantu dengan keaktifan Bripka Puguh yang ikut membantu mengelola Yayasan ini.

"Pak Puguh sangat aktif, Alhamdulilah kegiatan anak - anak bisa terus terlaksana dengan inovasi - inovasi baru dari pak Puguh," ucap Intan Sari.

Usai pelatihan, ditampilkanlah hasil dari teknik ecoprint yang telah dilakukan oleh anak-anak difabel tersebut, hasilnya luar biasa, imbuh Intan Sari.

"Nampak indah dengan berbagai motif dari daun -  daun khas pedesaan, dan itu adalah hasil dari anak disabilitas," tandas Ketua Yayasan.

Adapun untuk pemasaran kerajinan tas dan kerudung ecoprint nanti dibeli oleh para donatur dan uang hasil penjualan tersebut dapat dimanfaatkan oleh para orang tua untuk membantu kebutuhan sehari - hari mereka.

Bekal Masa Depan

Sri Yuliana, salah satu orang tua anak difabel merasa senang dengan kegiatan yang dilakukan oleh Bripka Puguh, dengan kehadiran Bripka Puguh di  Yayasan Insan Mandiri Blora Selatan lebih hidup sehingga lebih banyak kegiatan.

"Terima kasih kepada bapak Bripka Puguh dan seluruh pengasuh di Yayasan, tentunya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak - anak kami. Terutama sebagai bekal kelak jika anak - anak sudah dewasa," kata Yuliana.

Terkini, Bripka Puguh bersama dengan rekan -  rekan dari Pengasuh Yayasan Difabel Insan Mandiri Blora Selatan melaunching kerajinan tangan yakni tas dan kerudung ecoprint hasil karya adik - adik difabel, Kamis, (23/6/2022) di rumah Bripka Puguh di dukuh Kidangan, Kelurahan Jepon, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.

Tas dan Kerudung Ecoprint

Dengan sabar dan telaten, seorang polisi Bripka Puguh mengajari anak - anak difabel untuk belajar membuat tas dan atau  kerudung ecoprint. 

Sambil membimbing anak - anak difabel Bripka Puguh menjelaskan bahwa kegiatan kerajinan teknik ecoprint sudah diajarkan kepada anak - anak difabel binaanya selama 2 tahun. Dan pada tahun pertama,  terdahulu sudah pernah launching kerajinan batik ecoprint anak difabel Insan Mandiri Blora Selatan dan selanjutnya kali ini di launching kerajinan tas dan kerudung ecoprint.

Ditanya perihal mengapa kerajinan ecoprint tersebut yang dipilih untuk anak anak difabel, Bripka Puguh menjelaskan berawal dari ide kakaknya yang juga seorang guru di SMP Kunduran, Blora bahwa metode ecoprint cocok untuk anak - anak difabel.

"Berawal dari ide dan diskusi ringan dengan kakak dan pengasuh yayasan, akhirnya kita pilih ecoprint. Kita kembangkan untuk kegiatan ketrampilan anak - anak, harapannya setelah anak - anak lulus sekolah dia bisa membuat karya yang bisa dijual untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya," ungkap Bripka Puguh.

Untuk diketahui, hingga  saat ini Yayasan Insan Mandiri Blora Selatan sudah mempunyai anak didik sejumlah 131 siswa. Dan beberapa prestasi prestisius pernah didapatkan mereka diantaranya mengikuti Kejurnas Panjat Tebing di Aceh dan mendapatkan medali perunggu serta juara lomba melukis dalam even di tingkat Provinsi Jawa Tengah. (Redaksi)
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Terbaru

Bupati Blora Minta Pemprov Jateng Tuntaskan Jalan Provinsi di Blora

BLORA – Disela-sela (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Blora Tahun 2025, Kamis (28/3 /24, Bupati Blor...

Total Pageviews

Popular Posts

Blog Archive

Komunitas

SELANJUTNYA »